Wednesday, March 25, 2015

EASTER PACKAGE 2015


Bulan April menjelang, saatnya untuk kejutan .. ^_^

GG Tour Malang hadir lagi dengan promo terbaru, yaitu EASTER PACKAGE ..
Anda bisa berjalan-jalan keliling kota dan Kabupaten Malang selama 12 Jam dengan mobil NEW AVANZA LUXURY 2014.
Mobil berkapasitas 6 penumpang + 1 sopir dan dilengkapi dengan AC double blower dan audio DVD-USB HANYA seharga Rp. 300.000 saja..

Jangan sungkan konsultasikan kebutuhan anda untuk rental mobil di Malang kepada kami,

Hubungi GG Tour Malang sekarang juga
Telp. 0341-452275
SMS/WA 081805098618 / 0823366525259
Pin BBM 262465C0.

Sunday, March 1, 2015

Keunikan Indonesia

Discover-information Indonesia atau Nusantara nama lainnya adalah negara yang memancarkan pesona alam, budaya, dan daya tarik masyarakat yang mengagumkan. Memiliki adat istiadat, tradisi, dan suku bangsa yang sanggup membuat decak kagum. Kekayaan flora dan faunanya mencapai ribuan jenis, dari heningnya lautan yang penuh warna hingga kemegahan pegunungan yang menjulang tinggi.




Sudahkah Anda mengenali keunikan yang dimiliki bangsa ini? Berikut ini hanya sebagian kecil dari keunikan yang sekaligus keunggulan yang dimiliki Indonesia. Tidak lain dan tidak bukan pengetahuan ini diharapkan dapat menambah kecintaan kita kepada Tanah Air yang indah ini, terpenting juga kita wajib menjaga sekaligus melestarikannya. Berikut ini beberapa dari sekian banyak keunikan yang dimiliki Indonesia, surga tropis dengan belasan ribu pulaunya.

  • Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah total pulau mencapai 113.466 pulau.  Terdiri dari 5 kepulauan besar dan 30 kelompok kepulauan kecil. Termasuk 9.634 pulau yang belum diberi nama dan 6.000 pulau yang tidak berpenghuni. Di dalamnya ada 3 dari 6 pulau terbesar didunia, yaitu : Kalimantan sebagai pulau terbesar ketiga di dunia dengan luas 539.460 km², Sumatera  luasnya 473.606 km² dan Papua yang luasnya 421.981 km².
  • Pulau Jawa adalah pulau terpadat di dunia yaitu sekitar 60% penduduk Indonesia  atau sekitar 130 juta jiwa tinggal di pulau yang luasnya hanya 7% dari seluruh wilayah RI.
  • Indonesia adalah negara maritim terbesar di dunia dengan perairan seluas 93.000 km² dan panjang pantai sekitar 81.000 km² atau hampir 25% dari panjang pantai di dunia.
  • Indonesia memiliki suku bangsa yang terbanyak di dunia, yaitu terdapat lebih dari 740 suku bangsa atau etnis, bahkan di Papua saja terdapat 270 suku. Dengan jumlah suku sebanyak itu menjadikan Indonesia  memiliki bahasa daerah terbanyak, yaitu 583 bahasa dan dialek dari 67 bahasa induk yang digunakan berbagai suku bangsa di Indonesia. Meski banyak memiliki bahasa daerah namun bahasa nasionalnya yaitu Bahasa Indonesia mampu menyatukannya tanpa menghilangkan tutur bahasa daerahnya.
  • Indonesia adalah negara Muslim terbesar di dunia. Jumlah pemeluk agama Islam di Indonesia sekitar 216 juta jiwa atau 88% dari penduduk Indonesia. Juga ini menjadikan Indoensia memiliki jumlah masjid terbanyak serta negara penyumbang jamaah haji terbesar di dunia.
  • Candi Borobudur di Jawa Tengah memiliki Monumen Budha  terbesar di dunia yang tingginya mencapai 42 meter terdiri dari 10 tingkat. Memiliki panjang relief yang indah mencapai lebih dari 1 km.
  • Indonesia adalah tempat ditemukannya manusia purba tertua di dunia, yaitu Pithecanthropus erectus yang diperkirakan berasal dari masa 1,8 juta tahun yang lalu.
  • Indonesia menempati peringkat 1 penghasil cengkeh dan pala. Nomor 2 di dunia penghasil karet alam dan minyak sawit mentah. Pengekspor terbesar kayu lapis terbesar, yaitu sekitar 80% di pasar dunia. Penghasil gas alam cair (LNG) terbesar di dunia atau sekitar 20% dari suplai seluruh dunia. Produsen timah terbesar kedua di dunia.
  • Indonesia memiliki terumbu karang terkaya di dunia mencapai 18% dari total di dunia. Memiliki hutan bakau terbesar di dunia untuk untuk mencegah pengikisan air laut.  Asal dari kekayaan bunga anggrek terbesar didunia yang mencapai 6.000 jenis anggrek serta bunga Rafflesia Arnoldi sebagai bunga terbesar di dunia dengan diameternya mencapai 1 meter.
  • Indonesia adalah habitat untuk binatang purba yang masih hidup yaitu Komodo, kadal terbesar di dunia dengan panjangnya mencapai 3 meter dan beratnya 90 kg. Di lautan Indonesia memiliki Indonesia species ikan hiu terbanyak di dunia yaitu 150 species. Indonesia memiliki primata terkecil  di dunia yaitu Tarsier Gunung (Tarsius pumilus) di Sulawesi yang panjangnya hanya 10 cm.
  • Di Sulawesi juga ditemukannya ular Python reticulates terpanjang di dunia, panjangnya 10 meter. Ikan terkecil di dunia ditemukan di rawa berlumpur Sumatera. Panjangnya hanya 7,9 mm dan maksimal besarnya kurang lebih sebesar nyamuk.
  • Indonesia merupakan negara ke 70 tertua di dunia, negara pertama yang lahir sesudah Perang Dunia II tahun 1945, serta satu-satunya negara yang pernah keluar dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) (7 Januari 1965) kemudian bergabung kembali 28 September 1966.

Mau berkunjung ke Indonesia?
Buruan hubungi kami di :
Contact us at:
GG TOUR & TRAVEL
Griya Alam Hijau Lestari, Jl. Cempaka Blok M No. 12A, Randuagung-Singosari, Malang 65153
Telp / SMS :  0341 - 452275 / 0818 0509 8618
Email : ggticketing@gmail.com

Sumber berita : http://www.indonesia.travel/id/travel-information#tab4

Tuesday, September 18, 2012

Bahaya Penggunaan HP di Pesawat


 

Buat yang belum tahu, kenapa tidak boleh menyalakan Handphone di pesawat, berikut penjelasannya:
Sekedar sharing saja buat kita semua yang memiliki dan menggunakan t

elpon genggam atau apapun istilahnya. Ternyata menurut sumber informasi yang didapat dari ASRS (Aviation Safety Reporting System) bahwa ponsel mempunyai kontributor yang besar terhadap keselamatan penerbangan.. Sudah banyak kasus kecelakaan pesawat terbang yang terjadi akibatkan oleh ponsel. Mungkin informasi dibawah ini dapat bermanfaat untuk kita semua, terlebih yang sering menggunakan pesawat terbang.

Berikut merupakan bentuk ganguan-gangguan yang terjadi di pesawat: Arah terbang melenceng,Indikator HSI (Horizontal Situation Indicator) terganggu, Gangguan penyebab VOR (VHF Omnidirectional Receiver) tak terdengar, Gangguan sistem navigasi, Gangguan frekuensi komunikasi, Gangguan indikator bahan bakar,Gangguan sistem kemudi otomatis, Semua gangguan diatas diakibatkan oleh ponsel, sedangkan gangguan lainnya seperti Gangguan arah kompas komputer diakibatkan oleh CD & game, Gangguan indikator CDI (Course Deviation Indicator) diakibatkan oleh gameboy .Semua informasi diatas adalah bersumber dari ASRS.

Sekiranya bila kita naik pesawat, bersabarlah sebentar. Semua orang tahu kita memiliki ponsel. Semua orang tahu kita sedang bergegas. Semua orang tahu kita orang penting. Tetapi, demi keselamatan sesama dan demi sopan santun menghargai sesama,janganlah mengaktifkan ponsel selama di dalam pesawat terbang.

Sunday, September 16, 2012

Wae Rebo: Rumah Kerucut Flores yang Tersisa


Letaknya tak terlihat dari keramaian dengan pegunungan hujan tropis dan lembah hijau yang mendekap hangat dusun ini. Adalah Wae Rebo, sebuah dusun yang menjadi satu-satunya tempat mempertahankan sisa arsitektur adat budaya Manggarai yang semakin hari semakin terancam ditinggalkan pengikutnya. Mengapa berbentuk kerucut dan dari mana asal muasalnya masih sebuah tanda tanya besar, kecuali secuil informasi dari tradisi penuturan masyarakatnya sendiri yang merupakan generasi ke-18.
Wae Rebo berada di Kabupaten Manggarai, tepatnya di Kecamatan Satarmese Barat, Desa Satar Lenda.  Di sini, satu desa dengan desa yang lainnya jauh terpisah lembah yang menganga di antara bukit-bukit yang berkerudung kabut di ujung pohonnya. Dusun Wae Rebo begitu terpencil sehingga warga desa di satu kecamatan masih banyak yang tak mengenal keberadaan dusun ini. Seperti Kampung Denge, desa terdekat ke Wae Rebo belum seutuhnya menjadi desa tetangga karena belum semua pernah ke Wae Rebo. Sementara warga Belanda, Perancis, Jerman, hingga Amerika dan beberapa negara Asia sudah sangat terperangah keindahan kampung yang rumahnya seperti payung berbahan daun lontar atau rumbia yang disebut mbaru niang.
Mbaru niang sudah punah sebelum memasuki awal tahun 70-an saat pemerintah mengkampanyekan perpindahan masyarakat pegunungan ke dataran rendah. Seorang antropolog, Catherine Allerton mengenang pembicaraannya dengan tu’a golo, pemimpin politik dan kepala kampung, juga tu’a gendang, kepala upacara adat. Warga Wae Rebo saat itu tak memutuskan meninggalkan dusunnya. Sudah generasi ke-18 hingga kini Wae Rebo bertahan dari seorang penghuni pertama dan pendiri Wae Rebo lebih dari 100 tahun lalu, Empo Maro.
Leluhur Wae Rebo, termasuk Empo Maro, mewariskan 7 buah rumah kerucut yang sangat menawan meskipun telah dimakan usia dan beberapa di antaranya telah rubuh dan belum dibina kembali. Sebuah yayasan dari Jakarta diberitakan telah memberikan bantuan pertanda kasih sayangnya pada keaslian Wae Rebo dengan mendirikan satu rumah yang sama bentuknya dan dinamakan Tirto Gena Ndorom, dimana Tirto adalah secuil kata dari nama yayasan donatur tadi.
Rumah yang disebut mbaru niang terdiri dari 5 tingkat yang semua ditutupi atap dan menjadi sebuah kerucut. Di tingkat pertama, lutur, atau tenda adalah tempat tinggal penghuninya. Di tingkat kedua, lobo, atau loteng ialah tempat menyimpan bahan makanan dan barang. Tingkat ketiga ialah lentar yang berfungsi menyimpan benih jagung dan tanaman untuk bercocok tanam lainnya. Tingkat keempat ialah lempa rae, yaitu tempat untuk menyimpan stok cadangan makanan yang akan sangat berguna saat panen dirasa kurang berhasil. Sedangkan tingkat kelima, hekang kode, yaitu tempat menyimpan sesajian untuk para leluhur.
Di Wae Rebo, tidak seperti di dusun tradisional lain yang terkadang memiliki berbagai klan. Di sini hanya terdapat satu klan atau marga saja. Klan tersebut memiliki gendang pusaka di rumah gendang di tiang utamanya. Mereka memiliki pantangan untuk tidak makan satu binatang, yaitu musang. Dari penuturan tetua, leluhur mereka datang ke Wae Rebo dengan bertemankan seekor musang sehingga dipercayai bahwa musang adalah bagian dari leluhur mereka.
Berkembangnya penduduk Wae Rebo membuat keberadaan sebuah desa baru dirasakan harus dibina. Sebagian masyarakat Wae Rebo dibagi tempatnya dengan desa baru yang disebut Kombo. Tak banyak wisatawan mengetahuinya, walau Kombo dan Wae Rebo adalah masyarakat yang sama. Akan tetapi, karena lingkungannya dipertahankan sesuai aslinya, Wae Rebo seolah permata di atas lumpur. Kombo dipandang berbeda karena tidak berasal dari leluhur yang merintis keberadaan kampung itu.
Warga paruh baya dan anak-anak sekolah tinggal di Kombo, sedangkan orang tua dari para pria muda serta belasan tahun yang menginjak dewasa tinggal di Wae Rebo. Mereka semua memiliki kepercayaan yang sama. Katolik adalah agama yang dipeluk masyarakatnya, walau kepercayaan animisme masih kental terasa dalam kehidupan mereka.
Mereka yakin bahwa tanah atau hutan memiliki emosi dan perasaan. Sebelum bercocok tanam dan mencangkulnya, sebuah ritual harus dilakukan untuk meminta izin pada penunggunya. Bila tak berizin maka tanah akan menjerit dan merintih. Bercocok tanam pun harus rutin agar tanah tidak ‘menangis’ sedih. Warga Wae Rebo memandang tanah sebagai bagian dari mereka dan seperti manusia yang harus dihormati.
Di tengah dusun terdapat panggung batu yang dikisahkan telah dibina atas bantuan penunggu hutan yang berupa manusia gagah menawan yang mampu mengangkat batu besar dengan satu tangan. Masing-masing tangan dan kaki penunggu hutan ini memiliki jari berjumlah enam. Rambutnya dikisahkan sangat panjang dan parasnya cantik rupawan. Setelah panggung ini selesai, tarian caci digelar dan juga tabuhan gendang dilaksanakan (mbata).
Dari Ruteng, perjalanan dengan kendaraan selama 4 jam yang berkelok sehingga penumpang tak henti bergoyang. Sampailah di sebuah desa pesisir bernama Dintor. Jalan terus dilanjutkan menuju tanjakan ke pedalaman pulau menempuh pematang sawah dan jalan setapak di Sebu sebelum sampai di Denge. Dari Denge langkah terus dihentakkan melalui hutan kecil, melalui Sungai Wae Lomba. Setelah mengatur kerja paru-paru di sepanjang jalan setapak, dari Ponto Nao, terlihat pusat Wae Rebo, sebuah dusun yang mengepul asap dari kerucut-kerucut aneh yang berkumpul di sebuah lapang hijau. Itulah sisa-sia mbaru niang yang hampir punah.
Perjalanan panjang menuju dusun ini membuat masyarakatnya sedikit terasing dari peradaban, terutama pendidikan dan kesehatan. Seorang anak bahkan dewasa dirata-ratakan telah berjalan kaki selama 4 jam sekali keluar dari dusunnya dan kembali membawa sesuatu seberat 15 kilogram untuk dijadikan bahan makanan cadangan karena terbatas sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan. Dalam satu tahun, diperhitungkan seorang anak akan membawa barang dengan total berat hingga 2 ton.
Tiba di dusun ini, sambutan hangat adalah sebuah keniscayaan. Ubi, talas, dan jagung akan disajikan termasuk daging ayam. Menginap di sana seperti sebuah mimpi berhari-hari. Ada kesan khusus dan tak akan tergantikan oleh perjalanan apapun, karena memang hanya satu kali pengalaman ini terjadi di Wae Rebo. Di sini semua berawal, dan akan terus berlanjut sebagai tanah tumpah darah warga Wae Rebo yang disebutkan dalam bahasa daerah sebagai Neka hemong kuni agu kalo.




Sumber Berita : http://www.indonesia.travel/id/destination/444/flores/article/125/wae-rebo-rumah-kerucut-flores-yang-tersisa

Saturday, September 1, 2012

Kalender Liburan Nasional 2013



Tanggal
Hari
Perayaan
01 Januari 2013 Selasa Tahun Baru Masehi
24 Januari 2013 Kamis Maulud  Nabi Muhammad
10 Februari 2013 Minggu Tahun Baru Imlek
12 Maret 2013 Selasa Hari Raya Nyepi
29 Maret 2013 Jum’at Jum’at Agung
9 Mei 2013 Kamis Kenaikan Isa ‘Almasih
25 Mei 2013 Sabtu Hari Raya Waisak
5 Juni 2013 Rabu Isra Miraj
5,6,7 Agustus 2013 Senin, Selasa,Rabu Cuti Bersama
8 Agustus 2013 Kamis Hari Raya Idul Fitri
9 Agustus 2013 Jumat Hari Raya Idul Fitri
17 Agustus 2013 Sabtu Hari Kemerdekaan RI
14 Oktober 2013 Senin Cuti Bersama
15 Oktober 2013 Selasa Hari Raya Idul Adha
5 November 2013 Selasa Tahun Baru Hijriah
25 Desember 2013 Rabu Hari Natal
26 Desember 2013 Kamis Cuti Bersama
  • Kami berusaha menyediakan kalender liburan yang akurat, tetapi kami tidak menjamin kalender diatas tepat 100%
  • Kalender diatas dapat berubah setiap waktu sesuai dengan keadaan

Monday, August 27, 2012

Tiga Gili, Pesona yang Tidak Pernah Pudar

Mungkin banyak bermunculan lokasi-lokasi wisata baru di sekitar Pulau Lombok, namun pesona tiga Gili — Trawangan, Meno, dan Air — tetap tidak pudar. Pulau-pulau kecil di pesisir barat laut Lombok ini masih jadi tujuan wisata utama baik bagi pelancong domestik maupun mancanegara.

Tidak sulit untuk jatuh cinta dengan pulau-pulau ini karena kombinasi keindahan alam yang luar biasa serta atmosfer liburan yang sangat kental. Gili sendiri dalam bahasa Sasak berarti pulau kecil, jadi jangan heran apabila banyak pulau kecil lainnya yang juga disebut gili, misalnya Gili Nanggu, Gili Layar, dan sebagainya.

Gili Trawangan merupakan pulau terbesar dari ketiga gili ini. Di sinilah biasanya para wisatawan memilih akomodasi, karena memang banyak tersedia penginapan mulai dari yang sangat murah hingga resor mewah. Banyak juga penduduk setempat yang menyewakan kamar di rumah-rumah mereka.
Bersantai di Gili dapat melepaskan kejemuan yang Anda dapat di kota besar. (Olenka Priyadarsani)
Gili Meno dan Gili Air berukuran lebih kecil dan sangat cocok bagi Anda yang menginginkan suasanya yang lebih sepi dan privat. Pulau-pulau ini memiliki pantai-pantai berpasir putih yang sepi dan indah. Dapat dijadikan pilihan bagi Anda yang ingin berbulan madu.

Mengapa Tiga Gili sangat populer di kalangan wisatawan? Banyak yang bilang keindahan alam Lombok tidak kalah dengan Bali, dengan pantai-pantai yang lebih bersih. Di pulau-pulau kecil nan cantik ini para pelancong dapat melakukan berbagai aktivitas, antara lain menyelam, snorkeling, atau sekadar bermalas-malasan di pinggir pantai sambil menikmati matahari tenggelam.
Gili sudah menyapa Anda sebelum sampai di pulau-pulau indah tersebut. (Olenka Priyadarsani)
Salah satu keunggulan berlibur di sini adalah Anda dapat melarikan diri dari suasana kota besar yang ramai dan penuh polusi. Bahkan di Gili Trawangan yang merupakan pulau terbesar dengan fasilitas cukup lengkap, kendaraan bermotor dilarang beroperasi. Karena itu Anda tidak akan terganggu dengan bisingnya suara motor dan mobil.

Untuk berkeliling Gili Trawangan, Anda dapat berjalan kaki, atau menggunakan kendaraan lokal, yaitu kereta kuda yang disebut cidomo.

Siang hari biasanya dimanfaatkan oleh para wisatawan untuk menyelam atau snorkeling di laut sekitar pulau yang indah. Terumbu karang yang beraneka rupa dengan berbagai spesies laut serta air laut yang jernih membuat wisatawan selalu ingin kembali. Di Gili Trawangan juga ada beberapa operator selam yang menyediakan kursus bersertifikat.

Di sini juga banyak tersedia perahu dengan lantai kaca sehingga Anda yang tidak mau menceburkan diri di air masih dapat menikmati keindahan bawah laut perairan di sekitar ketiga gili ini.

Sore dan malam hari adalah waktunya bersantai. Duduk-duduk beralaskan bantal di kafe-kafe pinggir pantai sambil menikmati suara deburan ombak dan bau air laut. Bagi Anda yang menginginkan malam hari yang “hidup”, Gili Trawangan harus menjadi pilihan Anda. Di pulau ini banyak kafe dan bar yang ramai dikunjungi wisatawan asing hingga lewat tengah malam.

Bahkan, kadang sulit mencari makanan Indonesia, karena kebanyakan menyediakan menu Barat.

Ada beberapa cara menuju ke pulau-pulau ini. Bila Anda mengombinasikannya dengan wisata ke Pulau Dewata, Anda dapat langsung menuju ke Gili Trawangan dari Bali — baik dengan kapal cepat maupun kapal yang lebih lambat. Sementara bila Anda terbang ke Pulau Lombok, ada beberapa operator tur yang dapat membantu Anda dengan transportasi darat dari bandara dan menyediakan kapal  untuk menyeberang menuju Gili Trawangan.

Cara yang paling murah adalah dengan menumpang kapal kayu tradisional dari Bangsal, sebuah dermaga kecil. Saat itu dari bandara saya memilih ojek menuju ke Bangsal sebagai sarana transportasi paling murah, namun tentu saja Anda dapat memilih untuk sarana transportasi yang lebih nyaman seperti mobil sewaan atau taksi.





Sumber : 

Berkenalan Dengan Orangutan Liar di Bukit Lawang

 
 Bukit Lawang sempat rusak parah akibat banjir besar. (Olenka Priyadarsani)

Saat ini makin sulit menemukan satwa yang dilindungi di alam bebas, misalnya orangutan. Satwa langka ini hanya bisa ditemui di beberapa titik di Indonesia. Selain Tanjung Puting di Kalimantan, orangutan yang masih hidup bebas berada di hutan Gunung Leuser.

Kawasan wisata Bukit Lawang berada di Sumatera Utara dan merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Leuser yang membentang dari Sumatera Utara hingga Aceh. Objek wisata ini sudah lama dikenal oleh masyarakat sekitar namun pernah rusak parah akibat banjir besar pada tahun 2003.

Memang, objek utama di Bukit Lawang adalah Sungai Bahorok — atau sering disebut Sei Bahorok. Sungai besar dengan hutan lebat di sisi kanan kirinya menjadikan tempat ini favorit bagi mereka yang ingin melarikan diri dari kesibukan kota besar.

Anda bisa menjelajahi hutan hingga sampai di Tangkahan, sebuah objek wisata menarik lainnya di Sumatera Utara. Bila Anda seorang petualang tangguh, mungkin Anda ingin melakukan jelajah hutan hingga ke Ketambe di wilayah Aceh bagian selatan. Karena keterbatasan waktu karena sedang melakukan backpacking lintas Sumatera Utara dalam waktu beberapa hari saja, saya hanya melakukan jelajah hutan satu hari.

Disertai seorang pemandu, saya memulai perjalanan singkat menjelajah Gunung Leuser. Hutan hujan tropis yang saya lalui masih cukup lebat, kicau burung terdengar bersahutan. Ranting berderak patah terinjak kaki-kaki kami. Beberapa kali kami harus melewati sungai kecil yang mengalir di tengah hutan.

 
Bertemu orangutan liar, sebuah pengalaman menyenangkan. (Olenka Priyadarsani)Sungguh beruntung, kami bertemu dengan seekor orangutan besar yang tengah bergelantungan di dahan-dahan pohon. Pemandu kami memperingatkan untuk tidak terlalu dekat, karena orangutan tersebut masih liar. Berbekal kamera dengan lensa yang cukup memadai, kami berhasil mendapatkan gambar orangutan tersebut walaupun kurang sempurna.

Perjalanan memakan waktu sekitar 40 menit hingga saya sampai di Gua Kampret. Gua tersebut tidak begitu besar namun cukup menarik. Setelah puas mengambil gambar di dalam dan luar gua, kami pun meneruskan perjalanan menembus hutan. Dalam perjalanan pulang, kami melewati perkebunan karet dan coklat.

Selain perjalanan ke Gua Kampret, wisatawan dapat memilih trekking ke Panorama Point, dengan jalur yang lebih sulit. Ada beberapa jalur lain yang dapat diikuti tergantung minat dan stamina Anda.

Mungkin Anda hanya ingin bermalas-malasan? Bukit Lawang juga lokasi yang tepat untuk bersantai. Kebanyakan penginapan di lokasi ini menerapkan konsep eco-lodging. Banyak di antaranya yang menyediakan tempat tidur gantung di beranda, sehingga Anda dapat bersantai sambil menikmati hijaunya pemandangan.

Anda juga dapat melakukan berbagai aktivitas seperti bermain air di sungai, tubing, memancing, serta bersosialisai dengan masyarakat setempat. Di sore hari, menikmati kopi tentu sangat menyenangkan.

Bukit Lawang terletak sekitar 86 km dari Medan. Anda dapat menumpang bus Pembangunan Semesta atau mobil L-300 dari Terminal Pinang Baris di Medan. Waktu tempuh antara 3-4 jam karena kondisi jalan yang rusak.

Di Bukit Lawang ada beberapa pilihan penginapan dengan fasilitas standar, namun cukup memadai. Beberapa di antaranya adalah Jungle Inn,  Bukit Lawang Indah, Back to Nature Guesthouse.


Sumber :